Filsafat ilmu : mencari makna tanpa kata dan mentasbihkan tuhan dalam nalar
No. Panggil
|
101 CEC f
|
Pengarang
|
Cecep Sumarna;
|
Tempat Terbit
|
Bandung
|
Penerbit
|
Remaja Rosdakarya
|
Tahun Terbit
|
2020
|
Subject
|
Filsafat dan agama;
|
Klasifikasi
|
101
|
Abstrak/Catatan
|
Pengakuan bahwa ada Tuhan yang harus disembah bukanlah kepentingan Tuhan, tetapi melembaga menjadi suatu kesadaran kolektif manusia. Pengakuan akan eksistensi Tuhan di balik semua realitas materiil. "lahir" atau malah dilahirkan dalam narasi filosofis. Dalam nalar ini, hampir tidak ada satu entitas manusia pun yang merasa tidak perlu Tuhan. Setiap manusia selalu harus meyakini bahwa Tuhan mereka ada dan keberadaan-Nya harus dianggap benar-benar nyata. NAmun karena nalar manusia-termasuk dalam merumuskan Tuhan-satu sama lain berbeda, maka rumusan dan wujud Tuhan pun pasti berbeda. Jadi, meskipun manusia sama-sama mengakui bahwa Tuhan itu ada dan Tunggal, tetapi bagaimana yanga dan Tunggal itu dipersepsi, satu sama lain ternyata berbeda. Isi didalamnya memaksa kita merenungkan sesuatu yang dalam banyak kasus terkesan antah berantah, semisal menganalisis apa yang menjadi penyebab alam ini ada atau merenungkan turunnya Adamke bumi, dan sejumlah pertanyaan lain yang secara perlahan akan menyadarkan akal kita bahwa kehadiran Tuhan dalam kehidupan ini adalah kepentingan kita, bukan kepentingan Tuhan
|