Abstrak/Catatan
|
Percakapan ini menggali berbagai aspek mengenai peran radio dalam menyampaikan dakwah Islam. Dimulai dari jenis-jenis format radio dan penerapannya dalam konteks dakwah, termasuk format musik dakwah, siaran dakwah, ceramah/talkshow, renungan dakwah, insert dakwah, serta berita & feature dakwah. Selanjutnya, konsep S-T-P-F-P digunakan untuk merencanakan dakwah melalui media radio dengan memahami audiens, menentukan target, memposisikan program, dan mengelola format serta konten. Pentingnya dakwah melalui radio diakui karena kelebihannya yang meliputi kecepatan, keakraban, dan kemudahan akses. Radio mampu mengatasi batas geografis dan sosial, serta memiliki biaya lebih murah dibanding media lain. Di era digitalisasi, radio memiliki potensi kuat dalam menyampaikan pesan dakwah kepada masyarakat yang sulit dijangkau jaringan internet. Radio juga memiliki kemampuan merubah sikap manusia dari ketidaktahuan menjadi lebih tahu melalui penyampaian pesan yang sederhana dan universal.
Pada radio berbasis Islam, program Radio JIC menjadi contoh nyata. Radio ini berkomitmen untuk menjadi pusat peradaban Islam melalui program-program seperti Inspirasi Pagi, Motivasi Awal Pekan, dan lainnya. Strategi segmentasi, targeting, dan positioning digunakan dalam menyusun program-program ini, serta pemilihan waktu yang tepat, seperti siaran dakwah pagi untuk memberikan semangat positif pada pendengar saat memulai hari. Konsep dakwah juga terangkat, di mana radio memiliki peran dalam menyampaikan nilai-nilai Islam dan membantu pendengar mengenal Allah serta makna kehidupan. Radio berperan sebagai sarana untuk menyebarkan dakwah secara luas, terutama dalam situasi sulit dijangkau jaringan. Berbagai format program, seperti ceramah, renungan, dan berita dakwah, digunakan untuk memberikan informasi dan edukasi keislaman kepada pendengar.
Radio sebagai media dakwah memiliki keunggulan dalam menyampaikan pesan secara cepat, tanpa batas geografis atau sosial, serta biaya yang relatif murah. Kelebihan ini semakin relevan di era digitalisasi, di mana radio dapat tetap menjadi medium dakwah yang efektif dalam menghadapi pergeseran tren media. Kemampuannya dalam merubah sikap manusia dari ketidaktahuan menjadi lebih tahu membuat radio menjadi sarana yang efektif dalam edukasi keislaman. Dalam memahami program-program siaran dakwah, tahap segmentasi, targeting, dan positioning digunakan untuk menyesuaikan konten dengan kebutuhan pendengar. Penggunaan retorika Islam/dakwah dalam siaran serta pemilihan narasumber dan topik yang relevan mendukung tujuan dakwah. Pada akhirnya, radio sebagai media dakwah memiliki potensi besar dalam membangun hubungan kuat antara program dan pendengar, serta menyebarkan pesan-pesan keislaman dengan efektif.
Bibliografi, glosarium, dan indeks: halaman 273-286.
|