Pesantren- pesantren berpengaruh di Indonesia
No. Panggil
|
2X7.341 OLM -
|
Pengarang
|
Olman Dahuri; Nida' Fadlan, M.;
|
Tempat Terbit
|
Jakarta
|
Penerbit
|
Erlangga
|
Tahun Terbit
|
2015
|
Subject
|
Pondok pesantren;
|
Klasifikasi
|
2X7.341
|
Abstrak/Catatan
|
Pesantren berkembang menjadi tiga model.Ada yang dinamakan dengan Pesantren Salafiyah, yang sistem dan metode pengajarannya sangat tradisional, tidak mengalami perubahan atau tetap seperti aslinya. Mata pelajaran yang diajarkan hanya bersumber dari kitab-kitab kuning, yang merupakan karangan para ulama di abad pertengahan Islam. Pesantren model ini umumnya tidak memiliki kelas belajar (sekolah) dan lembaga pendidikan lainnya. Model kedua adalah Pesantren Khalafiyah (Ashriyah/Modern). Pesantren model ini selain tetap melestarikan ciri khas pesantren yang kajian utamanya adalah kitab kuning yang diajarkan secara klasikal (sekolah) maupun di pondok atau asrama. Para santri juga diajarkan ilmu-ilmu umum. Tidak sampai di situ, pesantren juga menyediakan sekolah-sekolah umum nonmadrasah yang bebas dimasuki oleh para santri, yang pelajarannya didominasi kurikulum umum sesuai dengan kurikulum pemerintah. Selain Pesantren Salafiyah dan Pesantren Khalafiyah, ada pula Pesantren Semi modern. Sama seperti Pesantren Khalafiyah, pesantren ini mengelompokkan santri ke dalam kelas untuk diajarkan kitab haring dan pelajaran umum. Bcdanya, untuk pelajaran- pelajaran agama hanya diajarkan sesuai kebutuhan. Bisa saja santri tidak wajib untuk mengikuti pelajaran kitab kuning, jika ia memilih pendidikan umum. Begitu pula sebaliknya, santri yang memilih pendidikan kitab kuning tidak wajib mengikuti mata pelajaran umum. Pada umumnya, pesantren- pesantren yang mampu beradaptasi dengan arus modernisasi atau mampu menyerap kebutuhan masyarakat yang masih menganggap ijazah sebagai sesuatu yang bemilai guna untuk mendapatkan pekerjaan dan sebagainya, masih terpelihara eksistensinya sekalipun sejarahnya sudah berlangsung selama ratusan tahun. Sekalipun sudah ada yang berusia lebih dari 100 tahun, namun secara kelembagaan pesantren bukannya tertinggal dari peta persaingan dalam dunia pendidikan, malahan semakin membesar. Pondok Gontor, Pondok Modem, atau terkadang cukup disebut Gontor, didirikan 12 Rabiul Awwal 1345 H atau 20 September 1926. Pendiri pesantren ini adalah tiga bersaudara, yaitu KH. Ahmad Sahal (1901-1977), KH. Zainuddin Fanani (1908-1967), dan KH. Imam Zsuktsyi (1910-1985). Para pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor memperoleh inspirasi dari empat lembaga pcndidikan terkenal di luar negeri saat ini. Di Mesir, terdapat Universitas Al-Azhar yang telah hidup ratusan tahun dan telah memiliki harta wakaf yang mampu memberi beasiswa kepada siswa dari seluruh dunia.
|