Langkah-langkah awal menuju smart city : kasus kota Yogyakarta 2006-2017
No. Panggil
|
711.45 ACH l
|
Pengarang
|
Achmad Djunaedi; Agam Marsoyo; Iwan Suharyanto; Widyasari Her Nugrahandika;
|
Tempat Terbit
|
Bandung
|
Penerbit
|
Nusamedia
|
Tahun Terbit
|
Bandung
|
Subject
|
Pengembangan perkotaan;
|
Klasifikasi
|
711.45
|
Abstrak/Catatan
|
Pemanfaatan teknologi informasi untuk pengelolaan kota tumbuh semenjak tahun 1990an di mana koneksi internet mulai mendunia sejak diperkenalkan pada tahun 1960an. perkembangan internet pada periode tersebut lah yang buat pelayanan menjadi semakin mudah dengan adanya informasi yang dapat di akses melalui situs Web yang disediakan pemerintah kota. Meski masih terbatas berupa layanan satu arah dengan hanya informasi yang bersifat statis dan terbatas tentang kebijakan Perkotaan, guna lahan, dan perencanaan, namun tidak dipungkiri lagi bahwa ini adalah awal munculnya konsep smart city.Pada dasarnya, konsep smart city mencakup semua kehidupan Perkotaan. Dalam menunjukkan seluruh kehidupan Perkotaan, para ahli mengkategorikan cakupan kehidupan Perkotaan berbeda beda, ada yang mengkategorikannya dalam tiga dimensi, dan ada pula yang mengkategorikannya menjadi lebih. Dalam penerapan nya di tiap kota usulkan bahwa tiap kota perlu mencari Jatidiri kerangka smart citynya masing Masing masing. Sesuai hal hal yang dipentingkan oleh masing masing kota tersebut. Semua Semua kota tidak punya kerangka dimensi atau modal smart city yang sama, seperti misalnya untuk kota Jogjakarta telah diusulkan menggunakan model smart city yang dinilai cocok untuk kota Jogjakarta sebagai kota yang mempunyai visi ke masa depan menjadi kota unggulan dunia dalam hal hal: budaya, pendidikan dan pariwisata. Secara umum, proses pengembangan sebuah kota menjadi kota cerdas pada buku ini membatasi diri hanya membahas tentang persiapan dalam rangka pengembangan smart city atau dapat juga dikatakan sebagai rangkaian langkah langkah awal smart city. Rangkaian kegiatan tersebut adalah satu pengukuran kesiapan menuju kota cerdas dua merumuskan kerangka model. Tiga meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pengembangan.
|