Kontestasi merebut kebenaran Islam di Indonesia
No. Panggil
|
2X0.09598
|
Pengarang
|
Aksin Wijaya,; Abdul Wahid Hasan, H.;
|
Tempat Terbit
|
Yogyakarta
|
Penerbit
|
IRCiSoD
|
Tahun Terbit
|
2019
|
Subject
|
Islam; Islam; ; Indonesia;
|
Klasifikasi
|
2X0.09598
|
Abstrak/Catatan
|
Humanisme adalah keyakinan bahwa setiap orang harus dihormati secara person, sebagai manusia dalam arti sepenuhnya, bukan karena pintar, bodoh, buruk, tampan, asal usul daerah, negara, etnis, suku, ras, budaya dan agama yang berbeda-beda. Humanisme berarti menghormati orang lain dalam identitasnya, dengan keyakinan-keyakinan, kepercayaan –kepercayaan, cita-cita, ketakutan-ketakutan, dan kebutuhan-kebutuhannya. Humanisme merupakan prespektif di mana seseorang dihormati bukan karena ciri-ciri atau kemampuan-kemapuannya, melainkan semata-mata karena seorang manusia. Humanisme menolak untuk bertindak kejam terhadap orang lain, baik atas nama bangsa maupun agama. Peneguhan kembali nilai-nilai kebangsaan etis-humanis melalui pendidikan karakter itu dapat membantu terciptanya kembali kesadaran bersama sebagai bangsa yang lahir dari kucuran darah para pejuang dan pendiri bangsa Indonesia. Karena kebangsaan kita adalah kebangsaan etnis-humanis yang dilandasi nilai-nilai moralitas agama (Ketuhanan yang maha esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab) yang tercantum dalan Pancasila dan UUD 1945, maka posisi agama mempunyai peran penting bagi penguatan visi kebangsaan etnis-humanis tersebut. Islam imani yang dipeluk mayoritas bangsa Indonesia harus menjadi contoh tentang bagaimana sejatinya hidup di Negara Kesatuan yang berideologi Pancasila dan ber-Bhineka Tunggal Ika. Umat Islam imani harus menghormati keberadaan penganut agama lain, seperti Hindu Budha, Protestan, kKatolik dan Khonghucu, serta penganut kepercayaan yang banyak bertebaran di Indonesia ini. Mereka harus ditempatkan sebagai warga negara Indonesia yang sama dan sejauh mungkin menghindari panggilan yang berbau teologis dengan menyebut mereka kafir. Buku ini menganalisis secara kritis-apresiatif argument para pemikir muslim yang tergabung dalam pemikiran Islam ekslusif, inklusif dan pluralis di Indonesia tentang esensi Islam dan sikap al-qur’an terhadap penganut Yahudi dan Nasrani.
|