American Corner Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan Blended Event Series Studies in America dengan tema Exchange and Degree Options secara online melalui Zoom Meeting dan offline di gedung Teater Perpustakaan Kampus 3, Selasa (05/04). kegiatan ini dihadiri sekitar 50 partisipan online melalui zoom meeting dan 80 partisipan offline di Gedung Teater Perpustakaan Kampus 3.
Acara ini diisi oleh dua pembicara, yaitu Chendani Budhi selaku Education USA Adviser dan Putra Aditya sebagai Porgram Coordinator YSEALI at US Embassy Jakarta. Assistant Cultural Attache Embassy of the USA, Mary K. Trechock, juga turut hadir dalam webinar untuk memberikan opening remarks.
Chendani Budhi dari EducationUSA selaku pembicara pertama, memperkenalkan sistem pendidikan di Amerika dan sistem beasiswa yang tersedia. Ada dua pembagian umum yang harus dipahami yakni scholarship: merit-base seperti LPDP, Fulbright, student grant lalu financial aid-need-base seperti CCIP, UGRAD, YEASLI.
Banyak dari calon awardee beasiswa baik dari LPDP, Fulbright, CCIP, UGRAD, YEASLI serta beasiswa yang lain bingung memulai dari mana. Ada beberapa tips dasar yang dipaparkan oleh Chendani, diantaranya adalah:
- Do research. Kita perlu mengetahui apa yang diinginkan oleh pihak penyelenggara melalui pilar-pilarnya. Ikuti berbagai platform social media dan informasinya.
- Read. Baca dengan cermat sebanyak mungkin informasi namun tetap pastikan sumber yang dituju terpercaya.
- Make a list. Untuk menghindari adanya ketertinggalan berkas, perlu adanya pendataan hal-hal yang dibutuhkan, juga agar sistematis.
- Timeline. Perhatikan batas waktu submit.
- Get and adviser and reviewer. Sebelum apply pastikan berkas yang diajukan sudah sesuai dan benar.
Chendani berpesan kepada para pejuang beasiswa untuk jangan pernah takut untuk memulai.
Pemateri kedua, Putra Aditya menjelaskan tentang program YSEALI yang berfokus pada wilayah Asia.
"Young Southeast Asian Leadership Initiative (YSEALI) merupakan program pertukaran pelajar bagi anak muda yang berusia 18-35 tahun di wilayah Asia. Kenapa Asia? karena Asia memiliki cukup banyak potensi pemimpin muda atau young leader," ucapnya.
Putra menegaskan bahwa young leader di sini bukan soal CEO, COO, CFO, dan lain-lain. Namun, young leader bisa berarti seseorang yang melihat ada masalah kecil dalam wilayah yang ia tempati dan ia ingin berkontribusi memberikan solusi terhadap pemecahan masalah tersebut.
Ada 10 negara Asia dan Timor Leste yang tergabung dalam YSEALI dan Indonesia menjadi negara dengan peserta terbanyak, yaitu 39.726 ribu orang.
Putra menuturkan ada banyak sekali program YSEALI yang bisa diikuti, mulai dari pertukaran pelajar sampai perlombaan.
"YSEALI mempunyai 5 program. Pertama, YSEALI Exchange yang terbagi menjadi Academic Fellows Program dan Professional Fellows Program. Kedua, Future Small Grant Competition. Ketiga, YSEALI Regional Workshops. Keempat, Digital and Online Webinars. Kelima, Other Leadership Opportunities," paparnya.
Pada saat sesinya berakhir, Putra berpesan kepada para peserta untuk jangan pernah takut memulai sesuatu.
"Jangan pernah takut untuk memulai karena semuanya ada di tangan kita," tutupnya.
Salah satu staff American Corner UIN Walisongo, Eka Harisma, M.Hum mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya webinar ini adalah untuk mengenalkan program beasiswa di USA dan program pertukaran pelajar.
“Tujuannya untuk menyebarluaskan informasi terkait Study In USA mulai program yang bergelar maupun program yang tidak bergelar, progam yang formal maupun seperti YSEALI yang tidak formal karena pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Jika mahasiswa sudah tahu betul alur dan prosesnya diharapkan mahasiswa UIN juga bisa ikut dan lolos sehingga tujuan menjadi go intenasional juga tercapai.”