SEMARANG – Sebagai upaya memerangi hoaks, US Embassy menggandeng AJI mengadakan workshop bertajuk "Pelatihan Cek Fakta untuk Melawan Misinformasi" di Gedung American Corner UIN Walisongo Kampus 3, Kamis (9/11).
Workshop tersebut menghadirkan Bayu Galih sebagai Editor cek fakta kompas.com dan Nurika Manan sebagai trainer terserifikasi AJI-GNI sekaligus pengurus AJI Indonesia.
Bayu menjelaskan keadaan informasi internet dari negara Indonesia, khususnya daerah Semarang.
"Literasi digital di Indonesia sudah mencapai tingkat yang lumayan tinggi. Artinya, masyarakat Indonesia sudah pandai dalam mengakses informasi. Kemudahan mengakses informasi juga memiliki dampak yaitu tsunami informasi yang mana tidak semua informasi itu benar atau pastinya terdapat hoaks," katanya.
Nurika mengatakan, hoaks merupakan informasi keliru yang didengar berulang-ulang serta bisa menciptakan kebenaran ilusi.
“Hoaks adalah keliru yang kita dengar berulang-ulang dapat menciptakan kebenaran yang ilusi. Ada dua macam, yaitu momentum dan evergreen," paparnya.
Ia juga menjelaskan, terdapat 7 kategori misinformasi, yaitu (1) satire/parodi (2) konten menyesatkan (3) konten asli tapi palsu (4) konten pabrikasi (5) konten yang tidak nyambung (6) konten yang dimanipulasi (7) konten dengan konteks yang salah.
Lebih lanjut, Nurika menuturkan bahwa ada 5 pilar verifikasi untuk mencegah hoaks.
"Ada lima macam pilar verifikasi, yaitu asal-usul, sumber, waktu, lokasi, dan motivasi," lanjutnya.
Acara pun dilanjutkan dengan praktik cara mengenali hoaks yang didemonstrasikan langsung oleh narasumber.
Di akhir, Bayu menegaskan agar para jurnalis berhati-hati dalam menyebarkan informasi karena hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan terhadap media.
“Kepercayaan seseorang pada media sangat tinggi. Jadi, sebagai jurnalis kita harus berhati-hati dalam menyebarkan informasi,” tuturnya.