Model terapi wicara bagi penderita gangguan berbahasa | Perpustakaan Pusat
Text
Buku yang berjudul Model Terapi Wicara bagi Penderita Gangguan Berbahasa ini merupakan monograf yang dapat dijadikan referensi bagi peneliti dan pengambil kebijakan. Interdisipliner antara bidang ilmu linguistik dengan kedokteran khususnya neurologi, hilirisasinya pada model terapi yang dapat diaplikasikan terhadap penderita gangguan berbahasa dan gangguan berbicara. Isi buku ini adalah hasil penelitian berkesinambungan yang telah dilakukan oleh penulisnya sejak lama, khususnya tema gangguan berbahasa kasus afasia, sehingga tersusun suatu model terapi wicara.
Beberapa hal yang dibahas dalam buku ini adalah, mengapa perlu adanya model terapi wicara sebagai upaya bagi peningkatan kemampuan berbahasa penderita afasia khususnya, bagaimana permasalahan, tujuan, dan manfaat dari adanya penelitian model terapi yang disusun, kajian kepustakaan yang terkait dengan penelitian yang ada telah dilakukan, kerangka konseptual sebagai dasar dalam menganalisis permasalahan, metodologi yang dapat digunakan untuk melakukan terapi wicara, analisis hasil penelitian berisi skema model terapi wicara, bentuk-bentuk kesilapan vokal dan konsonan penderita, pengaruh emosi terhadap leksikal dan semantik, indeks capaian komunikasi, capaian bioakustik penderita, dan penutup.
Kelebihan buku ini adalah berisi informasi model terapi wicara yang cukup ringkas, disertai dengan contoh skema model sebagai langkah kerja, dan penganalisisan data sesuai dengan permasalahan yang perlu dibahas secara neurolinguistik. Penggunaan spektogram speech analyzer dalam merekam data, sehingga dapat terbaca secara statistik dan komputerisasi visual gambar, adalah temuan baru dalam keilmuan linguistik dan neurologi khususnya. Dengan demikian, buku monograf ini adalah referensi yang sangat terbaru karena disusun atas dasar temali penelitian pada tema gangguan berbahasa kasus afasia sejak beberapa tahun terakhir oleh penulisnya. Akhirnya, buku ini benar-benar dapat dijadikan sumber referensi bagi peneliti, tidak saja dosen tetapi juga para mahasiswa yang berminat untuk mendalami persoalan neurolinguistik, psikolonguistik, psikologis, neurologis, dan instansi terkait yang menggunakan terapi untuk penanganan berbagai gangguan berkomunikasi, tidak saja gangguan pada orang normal, tetapi juga pada penderita disabilitas yang jumlahnya cukup ramai di Indonesia.
Bibliografi halaman 61-63.
BLU231122 | 616.855 GUS m C.1 | Perpustakaan Pusat UIN Walisongo | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
BLU231123 | 616.855 GUS m C.2 | Perpustakaan Pusat UIN Walisongo | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain