Menegosiasi ulang Indonesia : perubahan politik dan lembaga-lembaga agama di manado dan sumenep dalam era awal reformasi (1999-2005) | Perpustakaan Pusat
Text
Kami tetap bersedia berada di ikatan keindonesiaan, tapi kali ini dengan cara kami, bukan dengan cara Jakarta.” Demikianlah sikap politik yang ditunjukkan dengan amat terang oleh banyak aktor politik lokal di awal reformasi, for better or worse.
Dengan melihat ulang kasus-kasus di Manado dan Sumenep serta peran lembaga-lembaga agama dalam era awal perubahan politik di kedua daerah, buku ini memaparkan bahwa reformasi politik di tingkat lokal pada intinya adalah proses renegosiasi kontrak sosial antara para aktor politik, yang merupakan upaya kuratif terhadap persoalan-persoalan di masa lalu.
Salah satu faktor penentu karakter politik lokal adalah riwayat relasinya dengan pusat kekuasaan nasional. Di Indonesia, centrum cenderung berubah lebih cepat daripada periferi. Politik di pinggiran memiliki kontinuitas sejarah lebih tinggi ketimbang pusat. Sejarah menunjukkan bahwa pinggiran telah jauh lebih tua daripada pusat. Mungkin ia pula yang bakal menunjukkan bahwa pinggiran akan berusia lebih panjang dari pusat.
blu210244 | 320.959 8 KAR m | Perpustakaan Pusat UIN Walisongo | Tersedia |
blu210243 | 320.959 8 KAR m C1 | Perpustakaan Pusat UIN Walisongo | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain