Text
Politik, partai politik, dan perempuan frontstage and backstage : sebuah catatan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjadikan topik politik sebagai suatu kebutuhan yang perlu diikuti secara sistematis. Diskursus mengenai politik yang dibahas oleh sebagian besar manusia pasti berkelindan terhadap institusi partai politik, termasuk membahas keterlibatan perempuan dalam dunia politik. hal ini amat wajar, mengingat politik selalu memengaruhi proses formulasi kebijakan publik dan pengambilan keputusan (desicion making). Keterlibatan perempuan dalam dunia politik memang telah menjadi perhatian sejumlah pihak karena secara otomatis ini akan melahirkan keterlibatan perempuan dalam ruang publik (publik sphere)>, meskipun di sisi yang lain keterlibatannya tertatih-tatih untuk mendapatkan kursi di parlemen. Bahkana mendapatkan respons yang berbeda dari sebagian masyarakat seolah-olah keterlibatan perempuan dalam domain politik adalah hal yang tabu, begitu sudut pandang yang sering kita dengar. Di tengah arus globalisasi, perempuan diharapkan mampu memanfaatkan sejumlah kebijakan yang mendukung sepenuhnya keterlibatan perempuan dalam domain politik, terutama kebijakan afirmasi sebesar 30 persen yang mewajibkan parpol untuk memberikan ruang bagi perempuan dalam pencalonan dan stuktur kepartaian. Meskipun kebijakan afirmasi telah hadir di Indonesia, hal ini belum begitu dimanfaatkan dengan baik. Partai politik sebagai entitas demokrasi juga perlu mewujudkan tugasnya untuk memberikan pendidikan politik kepada khalayak publik dan asas transparansi yang juga perlu ditampilkan. Sebab, parpol sebagai badan publik dan pilar utama demokrasi.
Bibliografi : halaman 101-103.
KU230946 | 305.43 IMR p C.1 | KUPI Corner | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
KU230947 | 305.43 IMR p C.2 | KUPI Corner | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain