Text
Perempuan Minangkabau dalam metafora kekuasaan
Keterlibatan perempuan dalam kepemimpinan politik masih belum mencapai titik yang diharapkan. Perempuan dalam kenyataannya banyak mendapatkan rintangan untuk berpartisipasi dalam bidang politik kekuasaan. Hukum adat, norma sosial dan tradisi kerap kali memperlakukan mereka secara diskriminatif. Selain itu, perempuan sendiri sering kali membatasi diri, melakukan self-selection ketika masuk dalam politik. Ini sangatlah merugikan, baik untuk kaum perempuan sendiri ataupun kehidupan sosial kemasyarakatan pada umumnya. Karena pada hakikatnya, kaum perempuan memiliki potensi intelektual dan kepemimpinan yang sebanding dengan lak-laki. Buku ini memeprkaya wacana dan telaah tentang partisipasi perempuan dalam bidang politik. Kita tahu bahwa secara kultural, Minangkabau memiliki sistem dan perangkat simbolik yang mengaui dan menjunjung tinggi kaum perempuan. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa dalam bidang politik pun perepmuan akan mendapatkan peran yang sentral dan besar. Apakah sistem budaya yang secara ideal menempatkan perempuan dalam posisi sentral itu akan terwujud dalam praktiknya? Apa dan bagaimana usaha mereka dalam kancah persaingan politik? Apa saja hambatan yang mereka hadapi saat terjun dalam politik? Buku yang semula merupakan disertasi ini berupaya menawarkan analisis dan jawabannya secara sistematis dan terperinci dengan pendekatan eklektis yang kaya.
Bibliografi : halaman 542-596.
KU230727 | 305.40959813 NUR p C.1 | KUPI Corner | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
KU230728 | 305.40959813 NUR p C.2 | KUPI Corner | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain